Meningkatkan Kualitas Dan Potensi diri

Apakah kita merindukan sebuah kehidupan yang semakin hari semakin berharga, ikatan pernikahan atau ikatan keluarga yang semakin kuat, pekerjaan dan karier yang semakin meningkat, atau hubungan dengan kolega yang lebih memuaskan? Kalau jawabannya “Ya”, maka setiap hari kita harus menanamkan suatu tekad di dalam hati untuk terus meningkatkan kualitas dan potensi di semua aspek kehidupan kita.

Kualitas hidup yang baik dimulai dari dalam diri kita, bukan dari luar, yaitu pada setinggi apa nilai atau standart yang kita tetapkan untuk dicapai. Supaya kita dapat terus meningkatkan kualitas dan potensi diri sampai maksimal, perhatikan dan belajarlah dari kualitas kepribadian yang melekat pada mereka yang hidupnya telah terbukti lebih unggul dan berhasil. Adapun kualitas kepribadian itu mencakup:

A. Citra Diri Yang Sehat
Orang yang memiliki citra diri yang sehat adalah orang yang memandang dirinya secara positif dan dapat menerima dirinya sendiri dengan hati yang bersyukur, apapun keadaannya. Setidaknya ada dua ciri orang yang citra dirinya sehat, yaitu :
1. Dapat Menerima Dirinya Sendiri.
Seseorang dikatakan tidak dapat menerima dirinya sendiri, jika ia merasa kecewa dengan keberadaan dirinya sendiri dan mulai membenci diri atau keberadaannya oleh karena sesuatu sebab. Misalnya mengapa ia dilahirkan dengan poster badan yang pendek, kecil, hitam, atau mengapa ia dilahirkan sebagai suku tertentu, dsb. Orang yang tidak bisa menerima dirinya sulit melihat potensi yang ada dalam dirinya.
2. Memberi Nilai Yang Tinggi Pada Diri Sendiri.
Setiap manusia lahir tidak dengan tangan hampa, ia membawa serta anugerah Tuhan di dalam dirinya, berupa potensi-potensi yang sangat baik. Kenapa? Karena Tuhan tidak pernah iseng saat menciptakan kita. FirmanNya mengatakan bahwa kita semua seumpama biji matanya, yang dikelilingi dan diawasiNya dengan penuh kasih (Ulangan 32:10). Kalau ada orang yang mengatakan bahwa kita tidak berharga, orang itu mempunyai penilaian yang salah karena kita sungguh berharga di mata Tuhan. Pemazmur mengatakan bahwa kita diciptakan Tuhan secara dahsyat dan ajaib (Mazmur 139 :14). Karena itu sudahkah kita mengembangkan potensi yang ada.

B. Emosi Yang Sehat
Pribadi yang berkualitas memiliki jiwa yang sehat. Jika jiwa seseorang sakit atau emosinya labil, maka itu akan menghambat peningkatan kualitas kepribadian dan pencapaian maksimal dari potensi di dalam dirinya. Seorang bijak mengatakan, “akar yang pahit menghasilkan buah yang pahit”. Jadi jika seseorang terus menyimpan kebencian, kepahitan akibat luka-kula emosional yang pernah di alaminya, maka kualitas kepribadiannya dapat dipastikan juga buruk. Orang yang menyimpan kepahitan dan luka-luka emosional biasanya selalu curiga, sulit percaya pada orang lain, cepat tersinggung, sangat tertutup, mau menang sendiri, susah berinteraksi dengan sesama, minder, dll. Semua sifat negatif ini akan menghambat hubungannya dengan orang lain. Sedangkan peningkatan kualitas dan potensi diri tidak bisa dilepaskan dari harmonisnya hubungan dengan orang-orang yang ada di sekitar kita. Milikilah jiwa yang sehat dengan cara :
1. Melepaskan Luka-Luka Emosional Masa Lalu.
Ada banyak sekali orang yang suka menghidupkan kembali kenangan-kenangan buruk di masa lalu, yang sebenarnya menyayat hati. Kita tidak menyadari bahwa saat tinggal di dalam pengalaman yang menyakitkan itu, emosi kita tetap tinggal di masa lalu yang pahit. Dan orang yang tinggal didalam emosi yang negative akan terperangkap didalam sikap yang mengasihani dirinya sendiri. Emosi-emosi negatif yang kuat ini menghambat kemajuan yang seharusnya sudah kita capai. Kebiasaan buruk ini membuat kita lupa bahwa sesungguhnya Tuhan ingin segera menyembuhkan kita, asalkan kita mau bertindak melupakan segala kenangan pahit itu.
2. Tepis Kekecewaan.
Saat kita mengalami penolakan dan kekecewaan, jangan tinggal lama disana. Cobalah melihat bahwa kekecewaan itu bukanlah jalan keluar yang baik bagi kita, ketika ditolak janganlah kecewa kepada manusia apalagi kepada Tuhan. Berserulah, maka Tuhan akan mengganti kecewa dengan sukacita dan mengajar memperbaiki apa yang salah.

C. Berpikir Dan Berkata Benar
Sikap selanjutnya yang harus dimiliki oleh mereka yang ingin memiliki kualitas kepribadian yang unggul dan penuh potensi adalah melatih diri untuk berpikir dan berkata benar. Ada kuasa positif yang keluar dari kita saat kita berpikir dan berkata benar. “hidup dan mati di kuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya”. (Amsal 18:21). Jika kita terus memikirkan dan memperkatakan hal-hal yang negative, penuh kekuatiran, serta menekan jiwa, maka hidup kita akan dipenuhi oleh perasaan dan keadaan yang negatif,. Tetapi ketika kita terus memikirkan dan memperkatakan perkara-perkara yang positif, benar, menyenangkan dan penuh sukacita maka kehidupan kita akan diwarnai oleh perkara-perkara yang positif, benar, menyenangkan dan penuh sukacita "Jadi akhirnya, saudara-saudara semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patutu dipuji, pikirkanlah semua itu." (Filipi 4:8).
Sebenarnya keadaan-keadaan sukar yang ada di sekitar kita tidak bisa menjatuhkan atau membuat kita menjadi orang yang terus gagal, tetapi keyakinan didalam hati dan pikiran kitalah yang menjadi faktor utama dari kejatuhan dan kegagalan hidup kita. Karena itu program ulang hati dan pikiran kita supaya selalu positif, karena bagian pertama yang harus kita benahi supaya biasa menjadi pribadi yang unggul adalah pikiran kita sendiri. Isilah pikiran kita dengan Firman Tuhan, renungkan firman itu siang dan malam, maka hidup kita akan berhasil (Yosua 1:8). Jika kita mengubah cara berpikir kita, maka Tuhan akan mengubah keadaan kita menjadi baik. Kuasa Tuhan bekerja maksimal dimana ada iman dan sikap positif.

D. Suka Menolong Dan Memberi
Masa ini banyak orang yang mementingkan diri sendiri, dan kurang tertarik menolong orang yang membutuhkan uluran tangannya. Padahal salah satu langkah yang harus ditempuh untuk meningkatkan kualitas dan potensi diri adalah mengembangkan sikap yang suka menolong dan memberi. Kita diciptakan untuk saling menolong dan memberi, karena Pencipta kita suka menolong dan memberi. Lagi pula memberi dan menolong merupakan perintah Tuhan. "Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu." (Matius 5:42). "Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
Saat memusatkan diri pada kepentingan diri sendiri, kita tidak hanya kehilangan berkat yang Tuhan sediakan bagi orang yang suka memberi, tetapi kita juga kehilangan sukacita dan "berkat balasan dari Tuhan". Coba renungkan: daripada mainan, sepatu, baju dan benda lain yang tersimpan menjadi lapuk, lebih baik kita memberikan semua barang yang sudah tidak kita pakai kepada mereka yang membutuhkannya. Kita akan sangat bersukacita ketika melihat orang yang kita beri itu mengucap syukur kepada Tuhan, dan Firman Tuhan berkata "Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi Tuhan, yang akan membalas perbuatannya itu." (Amsal 19:17).

E. Terlatih Menghadapi Kesukaran
Semua orang pernah berhadapan dengan kesukaran, sebagian keluar sebagai pemenang, namun tidak sedikit juga yang menyerah atau menghentikan langkahnya tatkala berhadapan dengan sebuah kesukaran. Besarnya kesukaran mungkin bisa melemahkan lutut kita atau menguras seluruh kekuatan kita, tetapi kunci menjadi pribadi yang unggul adalah kita tetap berdiri teguh. Keadaan kita boleh kacau, tetapi hati kita harus tetap kuat seperti yang dialami oleh Daud. Suatu kali Daud dan orang-orang yang dipimpinnya hampir hancur oleh karena perkemahan mereka berhasil dijarah oleh musuh, tetapi Alkitab berkata bahwa Daud mendorong dan memperkuat dirinya sendiri di dalam Tuhan. Sementara Daud bangkit di dalam dirinya, secara ajaib Tuhan menolongnya untuk mendapatkan kembali segala sesuatu yang dicuri oleh musuhnya. (1 Samuel 30:1-25). Tuhan punya maksud baik mengizinkan kesukaran menghadang di jalan yang kita lalui, agar kita terlatih mengatasi badai hidup.
Tuhan ingin agar lewat kesukaran-kesukaran itu otot Iman kita diperkuat dan kita semakin mengandalkan Tuhan, kalau kita merespon dengan benar, maka kesukaran-kesukaran itu akan mempertajam kualitas dan potensi diri kita.

F. Menjaga Integritas Diri
Jika kita adalah orang yang unggul, maka kita peduli dengan citra diri kita. Kita akan berusaha tampil sebaik mungkin dan memperlihatkan integritas diri. Integritas adalah keadaan dimana apa yang kita katakana didukung oleh perilaku yang sama.
Jika kita adalah orang yang unggul maka kita peduli dengan citra diri kita. Kita akan berusaha tampil sebaik mungkin dan memperlihatkan integritas diri. Integritas adalah keadaan dimana apa yang kita katakan didukung oleh perilaku yang sama. Integritas membuat kita selalu melakukan kebenaran, meskipun tidak mendapatkan keuntungan. Suatu waktu mungkin kita akan tergoda dan mendapat kesempatan untuk berlaku curang, tetapi integritas membuat kita tidak melakukan tindakan yang tidak bertanggung jawab itu.
Memiliki integritas merupakan salah satu ciri keunggulan di masa ini, karena dewasa ini pribadi yang berintegritas cukup langka ditemui. Milikilah integritas karena Tuhan menopang orang yang demikian. "Tetapi aku, Engkau menopang aku karena ketulusanku, Engkau membuat aku tegak dihadapanMu untuk selama-lamanya." (Mazmur 41:13). Kemurnian integritas kita akan di uji disepanjang waktu, baik pada masa sulit maupun ketika kita berada di masa keemasan.

G. Miliki Visi Yang Jelas
Salah satu faktor pembeda orang unggul dengan yang tidak unggul adalah visi. Menurut survei di dunia hanya 3% manusia mempunyai visi yang jelas, sedangkan yang 97% tidak mempunyai visi. Ternyata prestasi yang 3% lebih besar dibandingkan dengan 97% lainnya. Jika belum menemukan visi yang jelas, mintalah agar Tuhan menuntun kita untuk menemukannya. Gambarkan visi itu secara jelas, tuliskan di dalam agenda kita, doakan dan kerjakanlah mulai hari ini juga, visi yang jelas akan membuat kita memfokuskan waktu, kemampuan dan sumber daya yang ada pada kita untuk mencapai visi tersebut. Jadi, visi memacu kita meningkatkan kualitas dan potensi diri.

H. Perbesar Kapasitas Diri
Dari sekian banyak pemimpin yang ada disekitar Musa, Tuhan dan Musa memilih Yosua untuk memegang estafet kepemimpinan atas Israel. Yosua terpilih menjadi pemimpin yang besar karena hari demi hari ia terus memperbesar kapasitas dirinya.
Kita tidak perlu menjadi orang yang luar biasa ketika memulai sesuatu, tetapi saat ini juga kita harus memulai mengasah diri dan mengembangkan potensi yang ada, agar menjadi pribadi yang luar biasa. Bertindaklah sebagai orang yang percaya kepada Tuhan.

Comments