Ketika memutuskan untuk menikah, orang pasti mengharap kan sebuah rumah tangga yang bahagia. Bahagia dapat didefinisi kan sebagai keadaan atau perasaan senang dan tenteram, bebas dari segala hal-hal yang menyusahkan. Kita seringkali mengharapkan suami atau istri yang penuh pengertian, anak-anak yang sehat-sehat dan taat, kondisi keuangan yang selalu baik, dan lain-lain.
Namun tahukan saudara, bahwa kebahagiaan tidak datang begitu saja atau dengan sendirinya. Kebahagiaan perlu dibangun dan diupayakan. Berikut ini ada 6 pilar kebahagiaan yang perlu kita kembangkan sebagai suami-istri di dalam rumah tangga :
Pertama, Saling Menerima (Roma 15:7). Saling menerima merupakan kunci utama untuk mengatasi perbedaan. Pasangan kita memiliki karakter, kebiasaan, pemahaman, dan mungkin saja budaya yang berbeda, jika ia berasal dari suku atau bangsa yang lain. Kita jangan berusaha mengubah pasangan kita, tetapi sebaliknya mulailah mengubah sikap kita jika memang perlu untuk berubah demi kebaikan bersama. Ketika pasangan melihat perubahan kita, besar kemungkinan ia juga akan mulai berubah dengan keadaran sendiri.
Kedua, Saling Menghargai (1Petrus 2:17; 3:7) Saling menghargai itu berhubungan dengan rasa hormat kita kepada pasangan. Hargailah pasangan sebagai patner, jangan menganggap dan memperlakukan dia sebagai orang yang lebih rendah. Termasuk juga di dalamnya menghargai pendapat dan ide-idenya, sekalipun pendapatnya tidak sebaik yang anda harapkan. Bangunlah rasa untuk saling menghargai, maka kebahagiaan itu akan siap datang dalam keluarga anda yang bahagia.
Ketiga, Saling Mengutamakan (Filipi 2:3). Kita akan mengutamakan pasangan, jika kita menganggap dia lebih penting dari pada diri kita sendiri. Mengutamakan diri sendiri akan menimbulkan kesalah pahaman, yang akan membuat suasana damai sejahtera hilang. Utamakanlah pasangan anda, perasaannya, keinginannya, hobinya, dan lain-lain. Sungguh indah ketika suami-istri saling mengutamakan. Ada pelayanan timbal balik antara keduanya.
Keempat, Saling Memuji (Amsal 25:27). Amsal mengata kan bahwa kata-kata pujian yang kita berikan hendaklah jarang. Artinya, memberikan pujian merupakan hal yang wajar, tapi jangan memberikan pujian yang berlebihan dan mengada-ada. Pujian yang wajar merupakan motivasi yang baik bagi pasangan. Jika se lama ini kita terbiasa mengkritik pasangan, sekarang gantilah kritikan itu menjadi pujian yang akan membuat pasangan kita senang dan bersukacita.
Kelima, Saling Mengampuni (Efesus 4:3; Kol 3:13). Dalam hidup berumah tangga, akan ada kesalahpahaman atau pelanggaran yang dilakukan oleh pasangan. Sebagai orang-orang yang sudah diampuni oleh Tuhan, suami-istri juga hendaknya bersedia memberi kan pengampunan, ketika sikap atau tindakan pasangan menyakiti hatinya.
Keenam, Saling Membangun (Tes 5:11 ; Rm 14:19) Bantulah pasangan Anda untuk berubah menjadi lebih baik. Jangan biarkan dia dalam kesalahannya, tegur dengan kasih dan doakan dia, agar kalian berdua semakin baik.
Namun tahukan saudara, bahwa kebahagiaan tidak datang begitu saja atau dengan sendirinya. Kebahagiaan perlu dibangun dan diupayakan. Berikut ini ada 6 pilar kebahagiaan yang perlu kita kembangkan sebagai suami-istri di dalam rumah tangga :
Pertama, Saling Menerima (Roma 15:7). Saling menerima merupakan kunci utama untuk mengatasi perbedaan. Pasangan kita memiliki karakter, kebiasaan, pemahaman, dan mungkin saja budaya yang berbeda, jika ia berasal dari suku atau bangsa yang lain. Kita jangan berusaha mengubah pasangan kita, tetapi sebaliknya mulailah mengubah sikap kita jika memang perlu untuk berubah demi kebaikan bersama. Ketika pasangan melihat perubahan kita, besar kemungkinan ia juga akan mulai berubah dengan keadaran sendiri.
Kedua, Saling Menghargai (1Petrus 2:17; 3:7) Saling menghargai itu berhubungan dengan rasa hormat kita kepada pasangan. Hargailah pasangan sebagai patner, jangan menganggap dan memperlakukan dia sebagai orang yang lebih rendah. Termasuk juga di dalamnya menghargai pendapat dan ide-idenya, sekalipun pendapatnya tidak sebaik yang anda harapkan. Bangunlah rasa untuk saling menghargai, maka kebahagiaan itu akan siap datang dalam keluarga anda yang bahagia.
Ketiga, Saling Mengutamakan (Filipi 2:3). Kita akan mengutamakan pasangan, jika kita menganggap dia lebih penting dari pada diri kita sendiri. Mengutamakan diri sendiri akan menimbulkan kesalah pahaman, yang akan membuat suasana damai sejahtera hilang. Utamakanlah pasangan anda, perasaannya, keinginannya, hobinya, dan lain-lain. Sungguh indah ketika suami-istri saling mengutamakan. Ada pelayanan timbal balik antara keduanya.
Keempat, Saling Memuji (Amsal 25:27). Amsal mengata kan bahwa kata-kata pujian yang kita berikan hendaklah jarang. Artinya, memberikan pujian merupakan hal yang wajar, tapi jangan memberikan pujian yang berlebihan dan mengada-ada. Pujian yang wajar merupakan motivasi yang baik bagi pasangan. Jika se lama ini kita terbiasa mengkritik pasangan, sekarang gantilah kritikan itu menjadi pujian yang akan membuat pasangan kita senang dan bersukacita.
Kelima, Saling Mengampuni (Efesus 4:3; Kol 3:13). Dalam hidup berumah tangga, akan ada kesalahpahaman atau pelanggaran yang dilakukan oleh pasangan. Sebagai orang-orang yang sudah diampuni oleh Tuhan, suami-istri juga hendaknya bersedia memberi kan pengampunan, ketika sikap atau tindakan pasangan menyakiti hatinya.
Keenam, Saling Membangun (Tes 5:11 ; Rm 14:19) Bantulah pasangan Anda untuk berubah menjadi lebih baik. Jangan biarkan dia dalam kesalahannya, tegur dengan kasih dan doakan dia, agar kalian berdua semakin baik.
Comments
Post a Comment