Kisah Tukang Batu dan Tuannya

Di suatu kota yang besar ada seorang tukang batu yang telah dipercaya oleh pengusaha tua yang sangat kaya untuk membangun seluruh rumah si pengusaha tadi. Setiap si pengusaha tadi akan membangun sebuah rumah ia selalu mempercayakan pada si tukang batu tadi, apapun yang disarankan oleh si tukang batu selalu dituruti oleh pengusaha tadi.

Suatu hari si pengusaha tadi memanggil si tukang batu ia meminta untuk dibangunkan rumah tang besar dan yang sangat kokoh untuk rumah pengusaha tadi sebagai cadangan dihari tuanya, iapun mempercayakan sejumlah uang untuk dibangunkan sebuah rumah. Pengusaha tadi meminta agar bahan yang digunakan untuk membangun rumahnya dibuat dari bahan-bahan yang berkualitas tinggi dan yang paling baik. Lalu si tukang batu segera membelanjakan uang tersebut.

Niat tidak baik mulai menghampiri si tukang batu tersebut, si tukang batu tadi membelanjakan seluruh uang bangunan tadi dengan membelikan bahan bangunan yang berkualitas rendah bahkan kualitas paling rendah. Ia berfikir “ah paling bapak tadi hanya diam soalnya dia kan terlalu mempercayakan semuanya pada ku”.

Waktu terus berlalu dan si tukang batu telah menyelesaikan rumah tersebut. Dan sekarang si tukang batu tersebut menyerahkan kunci rumah pada pengusaha kaya tadi. Katannya “tuan ku rumah sudah saya bangunkan dan tinggal tuanku tempati saja”. Lalu si pengusaha tadi mengucapkan terima kasih pada tukang batu tersebut. Lalu si tukang batu tadi berbalik badan untuk meninggalkan pengusaha tadi, dengan penuh kegembiraan karena ia telah mendapatkan laba yang luar biasa besarnya dari pembangunan rumah tadi. Setelah selangkah meninggalkan pengusaha tadi, si tukang batu dipanggil, “tunggu”kata pengusaha tersebut. Si tukang batu sangat terkejut, ia berfikir bahwa semua kebohongannya selama ini akan terbongkar. Tapi ternyata si pengusaha tadi memanggilnya dan berkata “aku akan memberikan kunci rumah itu kepadamu dan rumah yang kamu bangun itu akan menjadi milikmu. Betapa terkejutnya dan menyesalnya si tukang batu tadi. Ia menyesal kenapa ia membangun rumah dengan kualitas rendah padahal rumah itu untuk dirinya.

Guys, apa sih yang kita dapet dari cerita tadi??? Mungkin kebanyakan orang melakukan sesuatu seenak hatinya jika bukan untuk dirinya atau dengan kata lain gak ada keuntungannya untuk dirinya sendiri. So gimana dengan kita guys. Apa kita akan berlakuan seperti itu, apa kita akan memberikan sesuatu yang buruk untuk orang lain juga??? Eits ingat guys Tuhan saja mau ngorbanin dirinya untuk kita n bukan kepentingan Yesus lho. Jadi lakukan apapun yang terbaik untuk orang lain selama kita bisa kenapa enggak, karena kita 'kan sudah dikasih yang terbaik dari Dia.
>>> Berikan yang terbaik untuk sesama Dia dan sesama kita <<<

Comments