Tujuh (7) Mitos Masturbasi Pria

Masturbasi merupakan segala aktivitas perangsangan seksual terhadap alat reproduksi yang menyebabkan kepuasan seksual. Di masyarakat banyak beredar mitos-mitos mengenai masturbasi dan dampaknya. Berikut adalah beberapa penjelasan secara medis dari mitos-mitos tersebut.
1. Masturbasi memperbesar/memperpanjang ukuran penisHal ini tidak benar. Memang belum ada studi yang meneliti ukuran penis rata-rata orang Indonesia, dan tidak ada hasil pengukuran yang benar-benar pasti.

Namun, dari berbagai sumber, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya ukuran penis yang ditemukan pada satu wilayah regional Asia, yaitu 8-11 cm saat tidak ereksi dan 12-14 cm saat ereksi dengan diameter rata-rata sekitar 3,2 cm dan ukuran lingkaran penis pada saat ereksi mencapai 8-9 cm.

Ukuran ini berkaitan dengan informasi genetik seseorang dan tidak dapat dimanipulasi dengan cara-cara tertentu.
Hal ini tidak benar. Memang belum ada studi yang meneliti ukuran penis rata-rata orang Indonesia, dan tidak ada hasil pengukuran yang benar-benar pasti.

Namun, dari berbagai sumber, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya ukuran penis yang ditemukan pada satu wilayah regional Asia, yaitu 8-11 cm saat tidak ereksi dan 12-14 cm saat ereksi dengan diameter rata-rata sekitar 3,2 cm dan ukuran lingkaran penis pada saat ereksi mencapai 8-9 cm.

Ukuran ini berkaitan dengan informasi genetik seseorang dan tidak dapat dimanipulasi dengan cara-cara tertentu.

2. Masturbasi Mempengaruhi Tinggi Badan

Hal ini tidak benar. Pertumbuhan tinggi badan seseorang berkaitan dengan informasi genetik dari kedua orang tuanya, faktor nutrisi dan rangsangan aktivitas fisik.

Faktor genetik merupakan prediktor pasti perkiraan tinggi badan seseorang. Sedangkan, nutrisi dan rangsangan aktivitas fisik dapat membantu merangsang pertumbuhan tinggi badan selama masa pertumbuhan.

Penambahan tinggi badan dapat dilakukan apabila lempeng pertumbuhan yang terdapat di tulang panjang masih terbuka. Lempeng tersebut terbuka pada saat usia pubertas dan pada tulang panjang yang mempengaruhi tinggi badan baru akan menutup pada usia 18-21 tahun pada pria.

3. Masturbasi Mempengaruhi Berat Badan
Hal ini tidak benar. Berat badan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti nutrisi dan aktivitas. Asupan kalori yang berlebihan dan rendahnya aktivitas fisik dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan seseorang menjadi gemuk. (Baca: 4 Fakta Penyebab Kegemukan)

Sebaliknya asupan kalori yang sedikit dan aktivitas fisik yang tinggi dapat menyebabkan penurunan berat badan.

Beberapa penelitian terbaru juga menunjukkan adanya pengaruh faktor genetik yang mempengaruhi hormon tertentu sehingga membuat seseorang menjadi lebih gemuk daripada yang lain.

4. Masturbasi Menyebabkan Kemandulan
Hal ini tidak benar. Pada pria normal, sel sperma matang yang terbentuk dapat mencapai jumlah ratusan juta setiap harinya. Dalam 2,75 ml cairan mani dapat mengandung 180-400 juta sel sperma.

Bicara soal kemandulan pada pria, banyak sekali hal yang memfaktori. Beberapa diantaranya seperti halnya pola kebiasaan asupan makanan dan minuman.

Bagaimana cara agar saya bisa memproduksi sperma yang sehat?

  • Temperatur yang tinggi
Peningkatan suhu pada skrotum dapat mengganggu aktivitas produksi sperma. Untuk menjaga kesuburan, hindari menggunakan celana yang terlalu ketat, meletakkan laptop tepat pada paha/selangkangan Anda, berendam di air panas dan sauna. Jika harus bersepeda, naik motor atau duduk terlalu lama, beristirahatlah sejenak.

  • Rokok
Rokok dapat menurunkan jumlah sperma, pergerakkan sperma dan merusak bentuk sperma

  • Alkohol & obat narkotika
Konsumsi alkohol dan narkotika dapat menurunkan kualitas dan jumlah sperma

  • Pelumas saat berhubungan seksual
Pelumas, termasuk cairan ludah, jelly, lotion dan produk pelumas yang dijual bebas dapat menganggu pergerakan sperma.

5. Masturbasi Membuat Dengkul Kopong
Hal ini tidak benar. Dengkul kopong, dalam dunia medis cenderung mengacu pada pengeroposan tulang. Pengeroposan tulang biasanya terjadi secara alami pada usia tua karena menurunnya laju pembentukan tulang.

Osteoporosis adalah suatu keadaan yang ditandai dengan massa (berat) tulang yang rendah dan kerusakan pada jaringan di dalam  tulang.

Pada Osteoporosis, terjadi penurunan kualitas tulang dan kuantitas kepadatan tulang, padahal keduanya sangat menentukan kekuatan tulang sehingga penderita Osteoporosis mudah mengalami patah tulang atau fraktur.

Jadi, masturbasi pada pria tidak berhubungan dengan kondisi 'dengkul kopong' atau dalam medis merujuk pada istilah kondisi osteoporosis.

Namun jika berbicara dampak kesehatan dari masturbasi pada pria, sudah tidak sedikit penelitian yang menemukan hubungan tingginya frekuensi masturbasi pada pria dengan risiko kanker prostat di kemudian waktu.

6. Masturbasi Menyebabkan Infeksi Menular Seksual
Hal ini tidak benar. Penularan infeksi menular seksual terjadi melalui hubungan seksual dengan penetrasi penis baik ke dalam vagina, anus maupun dengan metode oral seks.

Masturbasi tidak menjadi penyebab penularan berbagai penyakit infeksi menular seksual secara langsung, kecuali bila menggunakan alat-alat yang tercemar mikroorganisme penyebab infeksi menular seksual.

Sama halnya, jika Anda bermasturbasi dengan kondisi tangan yang telah terpapar mikroorganisme penyebab infeksi menular seks.

Jika demikian terjadi, dalam menghadapi masalah infeksi menular seksual, diperlukan kerja sama antara dokter dengan pasien. Kita juga perlu mengetahui fakta mengenai IMS, yaitu:

  • Tidak ada yang imun terhadap IMS ini, termasuk HIV.
  • Semua orang, wanita atau pria, bisa terkena, walaupun baru pertama kali melakukan hubungan seksual yang tidak bertanggung jawab.
  • Usia tua maupun muda dapat terkena. Bayi pun dapat tertular dari Ibu yang terinfeksi.

Untuk itulah, adalah penting untuk menghindari diri dari terinfeksi dan cara paling efektif untuk mencegah terjadinya IMS dan penyebaran penularannya  adalah dengan setia pada pasangan dan menjauhi perilaku seksual yang tidak bertanggung jawab.

7. Masturbasi Menyebabkan Muncul Banyak Jerawat
Hal ini tidak benar. Terdapat 3 konsep dasar mengenai mekanisme terjadinya jerawat, yang dapat saling berinteraksi, yaitu hiperaktivitas kelenjar sebasea (lemak), perubahan pada pertumbuhan sel kulit paling luar, dan pengaruh bakteri. Faktor keturunan dan aktivitas hormonal, juga sangat berpengaruh terhadap terjadinya jerawat.

Masturbasi sebenarnya tidak memberikan dampak positif bagi kesehatan mental seseorang karena dapat menyebabkan ketagihan. Dan jika dilakukan terlalu sering, secara tidak langsung dapat menyebabkan gangguan ereksi maupun ejakulasi. Pria perlu belajar untuk mengendalikan nafsu seksualnya agar tidak terjebak dalam ketagihan masturbasi dengan penyaluran lain yang lebih positif.

Comments