1:1 Dari penatua kepada Gayus yang kekasih, yang kukasihi dalam kebenaran.
1:2
Saudaraku yang kekasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan
sehat-sehat saja dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik
saja.
1:3 Sebab aku sangat bersukacita,
ketika beberapa saudara datang dan memberi kesaksian tentang hidupmu
dalam kebenaran, sebab memang engkau hidup dalam kebenaran.
1:4 Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar dari pada mendengar, bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran.
1:5
Saudaraku yang kekasih, engkau bertindak sebagai orang percaya, di mana
engkau berbuat segala sesuatu untuk saudara-saudara, sekalipun mereka
adalah orang-orang asing.
1:6 Mereka telah
memberi kesaksian di hadapan jemaat tentang kasihmu. Baik benar
perbuatanmu, jikalau engkau menolong mereka dalam perjalanan mereka,
dengan suatu cara yang berkenan kepada Allah.
1:7 Sebab karena nama-Nya mereka telah berangkat dengan tidak menerima sesuatu pun dari orang-orang yang tidak mengenal Allah.
1:8 Kita wajib menerima orang-orang yang demikian, supaya kita boleh mengambil bagian dalam pekerjaan mereka untuk kebenaran.
Bantuan Pelayanan
PENGANTAR
Di
dalam 3 Yohanes 1:1 dikatakan bahwa surat ini “dari penatua.”, sama
seperti di awal 2Yoh.1:1 Jadi sangat besar kemungkinan orang yang
menulis 2 Yohanes juga menulis 3 Yohanes. Menurut para ahli Alkitab,
kemungkinan besar bahwa rasul Yohanes yang menulisnya. Dari sejarah
gereja kita tahu bahwa rasul Yohanes tinggal di Efesus pada akhir
kehidupannya. Jadi kemungkinan besar bahwa Rasul Yohanes berada di
Efesus waktu menuliskan surat ini.
Surat
ini termasuk surat yang terakhir di ditulis sebelum Kitab Wahyu, yaitu
sekitar tahun 90 M. Untuk melihat perbandingan waktu Surat 3 Yohanes
ditulis dalam masa PB, lihat gambar Rentang Waktu Perjanjian Baru.
Kalau
Surat 2 Yohanes berurusan dengan masalah kesesatan dan pengkhotbah
keliling, maka Surat 3 Yohanes ini, berurusan dengan peringatan untuk
membantu para pengkhotbah Kristen keliling.
Penerima
Menurut 1:1 surat ini ditulis “kepada Gayus.” Siapakah Gayus ini kita
tidak tahu secara pasti. Pada saat itu banyak penginjil yang pergi untuk
memberitakan injil ke tempat-tempat lain dengan berpindah-pindah.
Mereka biasanya menerima tumpangan dan bantuan dari saudara-saudara
seiman di dalam jemaat di manapun mereka pergi. Gayus biasanya memberi
tumpangan kepada mereka. Namun demikian seorang lain di dalam jemaat,
Diotrefes, tidak mau memberi tumpangan kepada mereka dan dia mengucilkan
anggota yang menerima penginjil-penginjil ini. Yohanes menulis kepada
Gayus untuk mendorong dia untuk tetap berbuat baik dan menerima
penginjil-penginjil ini dan memberi peringatan terhadap Diotrefes untuk
bertobat dari perbuatannya yang jahat itu. Juga di akhir surat ini Rasul
Yohanes menulis kesaksian yang baik tentang Demetrius.
Ada tiga orang yang secara khusus disebutkan dalam Surat 3 Yohanes ini:
1. Gayus (seorang saleh dalam gereja penerima)
a. Gayus adalah nama yang sangat umum dalam masyarakat Yunani dan Latin.
b. Ada tiga Gayus yang disebutkan dalam bagian lain Alkitab: Gayus dari Makedonia, Kis 19:29; Gayus dari Derbe, Kis 20:4; dan Gayus dari Korintus, Rom 16:23; 1 Kor 1:14.
c. Para pakar Alkitab menyepakati bahwa Gayus di 3 Yohanes ini bukan Gayus yang di sebut di bagian lain di Alkitab (point a).
d. Tradisi Katolik mengenal Gayus di 3 Yohanes ini sebagai Uskup dari Pergamus, yang ditunjuk oleh Rasul Yohanes.
2. Diotrefes (seorang perusuh tak berTuhan dalam gereja penerima)
a.
Ini adalah satu-satunya penyebutan orang ini dalam PB. Namanya adalah
nama yang langka yang berarti “dipelihara Zeus.” Betapa ironisnya bahwa
seorang yang dinamai dengan nama “Zeus” justru mengganggu orang yang
berperjalanan, sedangkan “Zeus” adalah “pelindung dari orang yang
berperjalanan.”
b. Sikapnya dibongkar dalam ayat 9-10.
3. Demetrius (pembawa surat Yohanes kepada gereja lokal ini)
a. Tampaknya, ia adalah satu dari misionaris yang berkeliling dan pembawa surat dari Rasul ini di Efesus.
b. Tradisi Katolik menyebutkan Demetrius sebagai Uskup Filadelfia, yang ditunjuk oleh Rasul Yohanes.
URAIAN
Surat
3 Yohanes ini sifatnya sangat pribadi, karena ditujukan hanya kepada
Gayus. Tetapi dari sifatnya yang sangat pribadi inilah, - seakan-akan
surat ini kepada kita pribadi sekarang ini - sehingga kita dapat belajar
lebih detail/terperinci tentang kehidupan rohani yang sehat, Kasih,
Kebenaran, ketegasan sikap dan kejujuran dalam hidup berjemaat dan
Pekabaran Injil.
3Yoh.1:1-2
1:1 Dari penatua kepada Gayus yang kekasih, yang kukasihi dalam kebenaran.
1:2
Saudaraku yang kekasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan
sehat-sehat saja dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik
saja.
Kalau biasanya
kita kenal sebagai "dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat",
maka dalam bacaan ini Rasul Yohanes menekankan bahwa dalam Rohani yang
sehat maka segala sesuatu akan sehat dan baik saja. Pelajaran yang dapat
kita petik di sini, bahwa ucapan salam dan doa Rasul Yohanes kepada
Gayus, menekankan bawa Gayus hidup dalam jiwa atau rohani yang sehat,
dan demikianlah kita sebagai orang percaya, hendaknya mempunyai kehidupan rohani yang baik.
3Yoh.1:3-4
1:3
Sebab aku sangat bersukacita, ketika beberapa saudara datang dan
memberi kesaksian tentang hidupmu dalam kebenaran, sebab memang engkau
hidup dalam kebenaran.
1:4 Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar dari pada mendengar, bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran.
Gayus
hidup dalam kebenaran, adalah suatu kesaksian yang diberikan oleh orang
lain/kemungkinan besar penginjil yang singgah di jemaat itu kepada
Rasul Yohanes. Jadi bukan hasil penilaian Yohanes sendiri atau pengakuan
Gayus. Sukacita terbesar Yohanes, adalah ketika ia menyaksikan bahwa
anak-anak rohaninya atau murid-muridnya melaksanakan injil/Kabar
Sukacita yang ia beritakan. Demikianlah, kita sebagai orang percaya hendaknya melaksanakan ajaran Kristus dengan hidup dalam kebenaran.
3Yoh.1:5-6
1:5
Saudaraku yang kekasih, engkau bertindak sebagai orang percaya, di mana
engkau berbuat segala sesuatu untuk saudara-saudara, sekalipun mereka
adalah orang-orang asing.
1:6 Mereka telah
memberi kesaksian di hadapan jemaat tentang kasihmu. Baik benar
perbuatanmu, jikalau engkau menolong mereka dalam perjalanan mereka,
dengan suatu cara yang berkenan kepada Allah.
Bandingkan sikap Gayus dengan Ibrani
13:1-2 = 13:1 Peliharalah kasih persaudaraan! 13:2 Jangan kamu lupa
memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa
orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat.
Bandingkan dengan Perintah Kristus dalam hal memberi sedekah di Mat.6:1-4!
Selanjutnya,
ternyata apa yang Gayus perbuat terhadap orang-orang asing dalam
perjalanan (yang adalah penginjil, karena mereka memberika kesaksian
tentang Gayus di hadapan jemaat) - adalah suatu buah daripada ajaran
Kristus. Jadi sikap Gayus adalah setia dalam pelayanan berdasarkan
ajaranNYA, demikianlah kita sebagai orang percaya hendaknya senantiasa setia dan tulus dalam pelayanan serta melaksanakan perintahNYA.
3Yoh.1:7-8
1:7 Sebab karena nama-Nya mereka telah berangkat dengan tidak menerima sesuatu pun dari orang-orang yang tidak mengenal Allah.
1:8 Kita wajib menerima orang-orang yang demikian, supaya kita boleh mengambil bagian dalam pekerjaan mereka untuk kebenaran.
Di
kedua ayat ini, Rasul Yohanes menuliskan dengan padat dan tepat, 2 hal
yang sangat penting, yaitu prinsip pokok dalam kehidupan berjemaat,
antara Penginjil dan Jemaat, dalam konteks kita sekarang adalah
Pendeta/Hamba Tuhan dan Jemaat Tuhan (bukan jemaat pendeta
bersangkutan):
1. Pelaksanaan Pekabaran Injil haruslah tetap dilihat sebagai pelaksanaan perintah Tuhan kita Yesus Kristus (Mat.28:18-20; Mark.16:15-16; Luk.24:46-48; Kis.1:8)
- Luput dari itu, maka pekabaran Injil akan menjadi tidak berguna,
khususnya bila menyangkut menerima sesuatu barang, apalagi dari orang
yang tidak (mau) mengenal Allah.
2. Ay.8 juga
merupakan suatu kesatuan dari tugas Pekabaran Injil, karena dalam tugas
mulia tersebut terdiri dari berbagai ragam unsur; ada yang menugaskan,
ada yang berkhotbah/mengajar, ada yang menulis pengajaran, ada yang
menerjemahkan pengajaran, ada pembawa surat, ada yang dipakai rumahnya
buat berkumpul, ada yang mengumpulkan orang, ada yang menyediakan
makanan (memasak), ada yang memberikan uangnya untuk membeli makanan dan
minuman, ada yang menguji pengajaran tersebut dan yang terpenting, ada
jemaat yang terpanggil untuk mendengarkan dan melaksanakan pengajaran
tersebut. Bukankah ini suatu kehormatan, dapat mengambil bagian dalam
melaksanakan perintah Kristus Yesus?
Jadi
Pekabaran Injil bukanlah "one man show" atau "one priest show"
(pekerjaan seorang manusia atau pendeta) belaka, tetapi adalah sebuah
kerjasama antara Penginjil/Pendeta, Diaken, Penatua, Pengurus Pelkat,
Komisi dan Jemaat, serta tugas semua orang percaya.
(Bertahun
yang lalu, seorang sahabat pernah bertanya. Kenapa GPIB atau gerejamu
tidak pernah mengirim penginjil untuk memberitakan Injil di
daerah-daerah pelosok? Saya menjawabnya dengan kalem: "Sahabatku,
tahukah kamu bahwa jemaat GPIB sudah mendekati 280an jemaat, belum
termasuk Pospel-pospelnya, ... nah itu semua bisa terjadi karena
dukungan seluruh jemaat GPIB, yang walaupun tidak hadir di pelosok,
tetapi melalui kemurahan hati jemaat GPIB di seluruh Indonesia, mereka
hadir mendukung para pendeta dan jemaat-jemaat di pedalaman sana".)
Rasul Yohanes memuji ketekunan para Penginjil dan kemurahan hati para jemaat di tempat Gayus. Demikianlah kita sebagai orang percaya hendaknya bertekun dalam mendukung Pekabaran Injil dan mendukung dengan kemurahan hati.
RANGKUMAN
Merangkum 3Yoh.1:1-8 adalah pelajaran 2 sisi bagi kita semua.
1. Bagi para Pekabar Injil dalam konteks sekarang ini adalah para Pendeta - Ada 3 hal, yaitu:
a. Memberitakan Injil bukan profesi untuk mencari keuntungan dan harta duniawi.
Mereka
terpanggil dan diurapi serta di utus oleh Tuhan untuk mengajar dan
memberitakan Firman Tuhan. Dari pengalaman berjemaat, cukup mudah untuk
membedakan pekabar yang baik atau bukan. Bila sang Hamba Tuhan banyak
menghabiskan waktu untuk mengajar dan menjelaskan Firman Tuhan lebih
daripada menghabiskan waktu untuk ber-entertainment dengan jemaat, maka
inilah Pekabar Injil yang baik yang dimaksud di ay.7 di atas.
Perhatikan bahwa Rasul Paulus juga mengecam di 2Kor.2:17
Sebab kami tidak sama dengan banyak orang lain yang mencari keuntungan
dari firman Allah. Sebaliknya dalam Kristus kami berbicara sebagaimana
mestinya dengan maksud-maksud murni atas perintah Allah dan di
hadapan-Nya. Juga di 1Tes.2:5-9 = 2:5 Karena kami tidak pernah
bermulut manis -- hal itu kamu ketahui -- dan tidak pernah mempunyai
maksud loba yang tersembunyi -- Allah adalah saksi -- 2:6 juga tidak
pernah kami mencari pujian dari manusia, baik dari kamu, maupun dari
orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat demikian sebagai
rasul-rasul Kristus. 2:7 Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama
seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya. 2:8 Demikianlah kami,
dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil
Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena
kamu telah kami kasihi. 2:9 Sebab kamu masih ingat, saudara-saudara,
akan usaha dan jerih lelah kami. Sementara kami bekerja siang malam,
supaya jangan menjadi beban bagi siapa pun juga di antara kamu, kami
memberitakan Injil Allah kepada kamu.
b.
Para Pekabar Injil yang baik, tidak terikat dengan "apa, siapa, dimana,
kapan, berapa dan bagaimana" pemberitaan Injil tersebut dilaksanakan.
Ketika para Pendeta diurapi melalui pentahbisan dan pengutusan, mereka mengamini perintah Kristus, yang salah satunya dicatat di Luk.10:7 Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. Itu berarti; jangan meminta-minta pertolongan atau dengan kata lain, menggantungkan pekerjaan Kristus kepada manusia atau kelompok! - Bandingkan dengan Yehezkiel 34:1-10!
Ketika para Pendeta diurapi melalui pentahbisan dan pengutusan, mereka mengamini perintah Kristus, yang salah satunya dicatat di Luk.10:7 Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. Itu berarti; jangan meminta-minta pertolongan atau dengan kata lain, menggantungkan pekerjaan Kristus kepada manusia atau kelompok! - Bandingkan dengan Yehezkiel 34:1-10!
Jemaat
ini adalah Jemaat Tuhan, bukan jemaat Pendeta A atau B - dan Tuhan
sendiri akan mencukupkan kebutuhan jemaatNYA. Jangan mempermalukan IA
hanya untuk harta duniawi.
c. Kristus Yesus sendiri mengatur pelayanNYA.
Di Mat.10:9-10
= 10:9 Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat
pinggangmu. 10:10 Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan,
janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. - Luk.10:4-7
= 10:4 Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan
janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan. 10:5
Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai
sejahtera bagi rumah ini. 10:6 Dan jikalau di situ ada orang yang layak
menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi
jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. 10:7 Tinggallah dalam rumah
itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang
pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah.
Firman Tuhan juga mengatur bahwa: 1Kor.9:14 Demikian pula Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu.
2. Bagi Jemaat Kristus, dalam konteks sekarang adalah kita semua - Juga Ada 3 hal
a. Membantu Pekabaran Injil adalah menyuka-hatikan Tuhan.
Mat.10:41-42
= 10:41 Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan
menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai
orang benar, ia akan menerima upah orang benar. 10:42 Dan barangsiapa
memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil
ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak
akan kehilangan upahnya dari padanya.
Sudah tentu, memberi berlandaskan sukacita karena sadar bahwa bantuan tersebut membuatNYA bersukacita pula. 2Kor.9:7
Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan
dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang
memberi dengan sukacita.
b. Memberi bantuan hendaknya "hanya untuk kemuliaan Tuhan" belaka.
Bukan
karena ingin dipuji atau dilihat manusia atau jemaat. Berhati-hatilah
dalam motivasi memberi bagi pelayanan/pekerjaan Tuhan. Bila memberi
dengan motivasi yang salah, maka yang terjadi adalah Pekerjaan Tuhan
akan menjadi Kemauan si pemberi dan orang-orang disekelilingnya. Yesus
Kristus mengingatkan hal ini, karena mengenal hati manusia yang mudah
jatuh dalam kesombongan dan kemunafikan. Untuk menghindari itu, tidak
ada jalan lain, selain memberikan dasar yang tepat, yaitu demi kemuliaan
Nama Tuhan belaka, serta menyisihkan keinginan pribadi.
Jemaat
ini adalah Jemaat Tuhan, bukan jemaat si A atau B. Jangan menganggap
rendah Tuhan dengan mengukur dan mengatur pekerjaan Tuhan melalui harta
kita!
c.
Dengan membantu pelayanan, maka kita sebenarnya menerima "penghormatan"
dengan sudah turut serta dalam pelayanan itu sendiri.
Memberikan
bantuan bukanlah hanya soal harta atau tenaga, tetapi dengan
menghormati para pelayan dan mengasihi mereka dengan tulus, juga sudah
termasuk dalam membantu pelayanan. Janganlah menghakimi seperti
Diotrefes! Yang sangat mengemukakan ambisi pribadinya, menghalangi
Pelayan Tuhan, tidak mau menerima pelayan Tuhan, bahkan
mencegah/mengucilkan jemaat yang menerima pelayan-pelayan Tuhan itu! - (3Yoh.1:9-10
= 1:9 Aku telah menulis sedikit kepada jemaat, tetapi Diotrefes yang
ingin menjadi orang terkemuka di antara mereka, tidak mau mengakui kami.
1:10 Karena itu, apabila aku datang, aku akan meminta perhatian atas
segala perbuatan yang telah dilakukannya, sebab ia meleter melontarkan
kata-kata yang kasar terhadap kami; dan belum merasa puas dengan itu, ia
sendiri bukan saja tidak mau menerima saudara-saudara yang datang,
tetapi juga mencegah orang-orang, yang mau menerima mereka dan
mengucilkan orang-orang itu dari jemaat)
Jadi
bermurah-hati dan berlakulah penuh kasih!, karena sebenarnya kita bukan
hanya sedang mengeluarkan harta, tenaga atau waktu, melainkan kita sedang menyuka-hatikan Tuhan, memuliakan Nama Tuhan dan menerima kehormatan sebagai bagian dalam pelaksanaan tugas Kristus Yesus dalam Pekabaran Injil.
Comments
Post a Comment