Keluarnya Sabda Raja oleh Sri Sultan Hamengku Buwono yang menunjuk
GKR Pembayun menjadi putri mahkota membuat keluarga keraton pecah. Adik
laki-laki Sri Sultan tak terima dengan Sabda Raja tersebut menggalang
kekuatan.
Bahkan kini antara anak-anak Sri Sultan dengan adik-adik Sultan sudah tidak saling tegur sapa. Adik Sultan, GBPH Prabukusumo mengatakan saat dia dan rombongannya tengah berada di dalam makam Sri Sultan HB IX, rombongan anak-anak Sri Sultan datang masuk.
"Nggak, nggak saling sapa," kata Prabukusumo seusai ziarah, Rabu (6/5) kemarin.
Tidak sekadar tak bertegur sapa, bahkan kini Sri Sultan dan adik laki-lakinya berada di dalam perseteruan. Semua adik laki-laki Sri Sultan menolak jika takhta Ngayogyakarta diserahkan ke GKR Pembayun yang seorang perempuan. Mereka menilai hal itu sudah melanggar Paugeran yang ada dalam dinasti Keraton Mataram Islam.
Berikut beberapa perlawanan terang-terang adik Sri Sultan terkait keluarnya Sabda Raja tersebut:
"Ini mimpi buruk bagi kita, GKR Mangkubumi tidak pernah kita kenal dan kita harapkan," katanya pada wartawan.
Dia pun meminta Sri Sultan Hamengku Buwono X untuk menarik lagi Dawuh Raja karena bertentangan dengan Paugeran Keraton dan Khalifatuloh. Menurutnya menarik kembali Dawuh Raja merupakan hal yang biasa.
"Tidak perlu malu, ibarat orang sudah meludah, dijilat lagi saja," tegasnya.
Menurutnya gelar Khalifatuloh sudah sesuai dengan ajaran agama Islam di mana laki-laki menjadi pemimpin. Dia bahkan membandingkan pemimpin agama lain yang juga hanya laki-laki saja yang diperbolehkan menjadi pemimpin.
"Sultan sebagai Khalifatuloh itu artinya pemimpin agama, padahal pemimpin agama harus laki-laki, coba lihat di Katolik, Paus itu harus laki-laki. Tidak ada perempuan," tandasnya.
Bahkan kini antara anak-anak Sri Sultan dengan adik-adik Sultan sudah tidak saling tegur sapa. Adik Sultan, GBPH Prabukusumo mengatakan saat dia dan rombongannya tengah berada di dalam makam Sri Sultan HB IX, rombongan anak-anak Sri Sultan datang masuk.
"Nggak, nggak saling sapa," kata Prabukusumo seusai ziarah, Rabu (6/5) kemarin.
Tidak sekadar tak bertegur sapa, bahkan kini Sri Sultan dan adik laki-lakinya berada di dalam perseteruan. Semua adik laki-laki Sri Sultan menolak jika takhta Ngayogyakarta diserahkan ke GKR Pembayun yang seorang perempuan. Mereka menilai hal itu sudah melanggar Paugeran yang ada dalam dinasti Keraton Mataram Islam.
Berikut beberapa perlawanan terang-terang adik Sri Sultan terkait keluarnya Sabda Raja tersebut:
1. Adik Sri Sultan sebut Pembayun jadi putri mahkota adalah mimpi buruk
Pengangkatan
GKR Pembayun sebagai Putri Mahkota dengan gelar GKR Mangkubumi tidak
pernah diharapkan oleh adik-adik Sri Sultan Hamengku Buwono X. Hal
tersebut diungkapkan salah satu adik Sri Sultan, GBPH Yudoningrat kepada
wartawan di kediamannya saat menerima tokoh masyarakat untuk
menyampaikan aspirasi terkait Sabda Raja, Kamis (7/5)."Ini mimpi buruk bagi kita, GKR Mangkubumi tidak pernah kita kenal dan kita harapkan," katanya pada wartawan.
Dia pun meminta Sri Sultan Hamengku Buwono X untuk menarik lagi Dawuh Raja karena bertentangan dengan Paugeran Keraton dan Khalifatuloh. Menurutnya menarik kembali Dawuh Raja merupakan hal yang biasa.
"Tidak perlu malu, ibarat orang sudah meludah, dijilat lagi saja," tegasnya.
Menurutnya gelar Khalifatuloh sudah sesuai dengan ajaran agama Islam di mana laki-laki menjadi pemimpin. Dia bahkan membandingkan pemimpin agama lain yang juga hanya laki-laki saja yang diperbolehkan menjadi pemimpin.
"Sultan sebagai Khalifatuloh itu artinya pemimpin agama, padahal pemimpin agama harus laki-laki, coba lihat di Katolik, Paus itu harus laki-laki. Tidak ada perempuan," tandasnya.
2. Tolak Sabda Raja, 10 adik Sultan kumpulkan politikus dan kiai Yogya
Sepuluh
adik Sri Sultan Hamengku Bawono X menerima sejumlah organisasi
masyarakat yang akan menyampaikan aspirasinya, terkait keluarnya Sabda
Raja. Pertemuan digelar di kediaman GBPH Yudoningrat, Yogyakarta, Kamis
(7/5).
GBPH Yudoningrat mengatakan, acara tersebut digelar untuk mendengar pendapat masyarakat terkait dengan Sabda Raja. Beberapa tokoh masyarakat yang hadir yaitu kiai Muhaimin, mantan Wakil Walikota Yogyakarta Syukri Fadholi, anggota DPRD Kota Yogyakarta Immanuel Prasetyo dan sejumlah ormas keagamaan di Yogyakarta.
"Kita ini menjaring aspirasi, bagaimana Keraton Yogyakarta dilestarikan dan amanah, kita merasa prihatin dengan Ngarso Dalem," katanya pada wartawan, Kamis (7/5).
Sementara itu sepuluh adik Sultan yang datang dalam acara tersebut yaitu KGPH Hadiwinoto, GBPH Prabukusumo, GBPH Pakuningrat, GBPH Yudaningrat, GBPH Condroningrat, GBPH Cakraningrat, GBPH Suryodiningrat, GBPH Suryamentaram, GBPH Hadinegoro dan GBPH Suryonegoro. Sementara GBPH Hadisuryo tidak bisa hadir karena sedang sakit di Jakarta.
Sebelumnya, para adik Sultan terlebih dahulu ziarah ke makam raja-raja Mataram di Imogiri, Bantul. Setelah ziarah mereka menggelar rapat tertutup.
"Hasil rapat belum bisa kita sampaikan sekarang," ujar GBPH Suryodiningrat kemarin.
GBPH Yudoningrat mengatakan, acara tersebut digelar untuk mendengar pendapat masyarakat terkait dengan Sabda Raja. Beberapa tokoh masyarakat yang hadir yaitu kiai Muhaimin, mantan Wakil Walikota Yogyakarta Syukri Fadholi, anggota DPRD Kota Yogyakarta Immanuel Prasetyo dan sejumlah ormas keagamaan di Yogyakarta.
"Kita ini menjaring aspirasi, bagaimana Keraton Yogyakarta dilestarikan dan amanah, kita merasa prihatin dengan Ngarso Dalem," katanya pada wartawan, Kamis (7/5).
Sementara itu sepuluh adik Sultan yang datang dalam acara tersebut yaitu KGPH Hadiwinoto, GBPH Prabukusumo, GBPH Pakuningrat, GBPH Yudaningrat, GBPH Condroningrat, GBPH Cakraningrat, GBPH Suryodiningrat, GBPH Suryamentaram, GBPH Hadinegoro dan GBPH Suryonegoro. Sementara GBPH Hadisuryo tidak bisa hadir karena sedang sakit di Jakarta.
Sebelumnya, para adik Sultan terlebih dahulu ziarah ke makam raja-raja Mataram di Imogiri, Bantul. Setelah ziarah mereka menggelar rapat tertutup.
"Hasil rapat belum bisa kita sampaikan sekarang," ujar GBPH Suryodiningrat kemarin.
3. Tak terima Pembayun jadi ratu, 10 adik Sultan rapat bahas Sabda Raja
Sabda
Raja yang dikeluarkan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X dengan
mengangkat GKR Pembayun jadi ratu membuat kegaduhan di keluarga keraton.
Malam ini adik-adik Sultan akan menggelar rapat untuk membahas Sabda
Raja yang mereka nilai telah melanggar tradisi Keraton Yogyakarta itu.
Rapat akan dilakukan di kediaman GBPH Prabukusumo, Rabu (6/5) malam. Rapat tersebut juga rencananya akan dihadiri oleh sepuluh adik Sultan.
Menurut adik Sultan, GBPH Prabukusumo saat ini adik-adik laki-laki Sultan yang lain sudah berada di Yogyakarta. Adik Sultan yang dipastikan datang dalam rapat tersebut yaitu GBPH Hadiwinoto, GBPH Prabukusumo, GBPH Pakuningrat, GBPH Yudaningrat, GBPH Condroningrat, GBPH Cakraningrat, GBPH Suryodiningrat, GBPH Suryamentaram, GBPH Hadinugroho dan GBPH Suryonegoro. Sementara GBPH Hadisuryo tidak dapat hadir karena sedang sakit.
"Ada sebelas, tapi satu tidak bisa hadir karena sakit, besok GBPH Hadisuryo akan operasi di Jakarta," katanya Prabukusumo pada wartawan usai ziarah di makam Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Rabu (6/5).
Dia menerangkan rapat keluarga tersebut nantinya akan berlangsung secara tertutup dan hasilnya akan disampaikan ke masyarakat keesokan harinya, Kamis (7/5). Selain menggelar rapat internal, mereka juga menerima sejumlah perwakilan rakyat Yogyakarta untuk menyampaikan aspirasinya.
"Besok di rumah Mas Yudoningrat jam 10.00 WIB kita akan menerima perwakilan rakyat Yogyakarta, silakan datang kalau mau menyampaikan aspirasi," terangnya.
Rencananya hasil rapat dan aspirasi rakyat Yogyakarta tersebut nantinya akan diserahkan ke Sri Sultan Hamengku Buwono X. Meski demikian pihaknya masih akan mencari waktu yang tepat.
"Rencananya begitu, tapi lihat nanti saja," tandasnya.
Rapat akan dilakukan di kediaman GBPH Prabukusumo, Rabu (6/5) malam. Rapat tersebut juga rencananya akan dihadiri oleh sepuluh adik Sultan.
Menurut adik Sultan, GBPH Prabukusumo saat ini adik-adik laki-laki Sultan yang lain sudah berada di Yogyakarta. Adik Sultan yang dipastikan datang dalam rapat tersebut yaitu GBPH Hadiwinoto, GBPH Prabukusumo, GBPH Pakuningrat, GBPH Yudaningrat, GBPH Condroningrat, GBPH Cakraningrat, GBPH Suryodiningrat, GBPH Suryamentaram, GBPH Hadinugroho dan GBPH Suryonegoro. Sementara GBPH Hadisuryo tidak dapat hadir karena sedang sakit.
"Ada sebelas, tapi satu tidak bisa hadir karena sakit, besok GBPH Hadisuryo akan operasi di Jakarta," katanya Prabukusumo pada wartawan usai ziarah di makam Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Rabu (6/5).
Dia menerangkan rapat keluarga tersebut nantinya akan berlangsung secara tertutup dan hasilnya akan disampaikan ke masyarakat keesokan harinya, Kamis (7/5). Selain menggelar rapat internal, mereka juga menerima sejumlah perwakilan rakyat Yogyakarta untuk menyampaikan aspirasinya.
"Besok di rumah Mas Yudoningrat jam 10.00 WIB kita akan menerima perwakilan rakyat Yogyakarta, silakan datang kalau mau menyampaikan aspirasi," terangnya.
Rencananya hasil rapat dan aspirasi rakyat Yogyakarta tersebut nantinya akan diserahkan ke Sri Sultan Hamengku Buwono X. Meski demikian pihaknya masih akan mencari waktu yang tepat.
"Rencananya begitu, tapi lihat nanti saja," tandasnya.
4. Prabukusumo minta maaf ke makam leluhur atas kekhilafan Sri Sultan
Setelah
dikeluarkannya Sabda Raja oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X, adik-adik
Sultan dan anak Sultan kembali mendatangi makam raja-raja Mataram
Imogiri, Rabu (6/5) sore. Rombongan anak Sultan yaitu GKR Pembayun yang
kini berganti nama menjadi GKR Mangkubumi, KPH Wironegoro, GKR
Maduretno, KPH Purbodiningrat, GKR Bendoro dan GKR Condrokirono datang
lebih dulu dari rombongan adik Sultan.
GKR Mangkubumi dan rombongan terlebih dahulu berziarah ke makam Sultan Agung. Beberapa saat kemudian rombongan adik Sultan GBPH Prabukusumo juga datang dan langsung ziarah ke makam Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Seusai berziarah ke makam Sultan Agung, rombongan GKR Mangkubumi berpindah ke makam Sri Sultan Hamengku Buwono I. Sayangnya saat dimintai keterangan GKR Mangkubumi memilih untuk bungkam.
Sementara itu, GBPH Prabukusumo sebelum berziarah sempat mengatakan pada wartawan, ziarah tersebut dilakukan sebagai rangkaian ziarah ke makam-makam leluhur untuk memintakan maaf atas kekhilafan Sri Sultan Hamengku Buwono X.
"Menghilangkan Khalifatuloh dan di Keraton tidak boleh mengucapkan Assalamualaikum, inikan harus meminta kepada Allah," katanya singkat.
GKR Mangkubumi dan rombongan terlebih dahulu berziarah ke makam Sultan Agung. Beberapa saat kemudian rombongan adik Sultan GBPH Prabukusumo juga datang dan langsung ziarah ke makam Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Seusai berziarah ke makam Sultan Agung, rombongan GKR Mangkubumi berpindah ke makam Sri Sultan Hamengku Buwono I. Sayangnya saat dimintai keterangan GKR Mangkubumi memilih untuk bungkam.
Sementara itu, GBPH Prabukusumo sebelum berziarah sempat mengatakan pada wartawan, ziarah tersebut dilakukan sebagai rangkaian ziarah ke makam-makam leluhur untuk memintakan maaf atas kekhilafan Sri Sultan Hamengku Buwono X.
"Menghilangkan Khalifatuloh dan di Keraton tidak boleh mengucapkan Assalamualaikum, inikan harus meminta kepada Allah," katanya singkat.
Comments
Post a Comment