Smartfren meluncurkan lima smartphone 4G LTE secara sekaligus dalam
acara di Jakarta, Selasa (9/6/2015). Kendati menawarkan kapabilitas
koneksi data berkecepatan tinggi, kehadiran produk-produk tersebut masih
belum didampingi ketersediaan jaringan 4G LTE dari Smartfren.
Ketika ditanya soal ini, Direktur Smartfren Telecom Merza Fachys beralasan bahwa pihaknya memang sengaja meluncurkan produk smartphone 4G terlebih dahulu untuk membiasakan pengguna dengan fitur-fitur yang tersedia di kelima smartphone 4G tersebut.
Selagi menunggu ketersediaan jaringan 4G LTE dari Smartfren, dia menjanjikan para pengguna tetap bisa menggunakan koneksi data CDMA EVDO yang telah ada saat ini. "Nanti, begitu 4G nyala secara otomatis akan dapat. Jadi tenang saja, pada saatnya akan menikmati," ujarnya.
Merza tidak mengungkap kapan pastinya jaringan 4G LTE Smartfren akan mulai tersedia. Dia hanya menyebutkan bahwa jaringan berkecepatan tinggi itu akan mulai digelar pada semester kedua tahun ini karena Smartfren sudah mengantongi sertifikat Uji Laik Operasi (ULO) dari Kementerian Komunikasi dan Informatika sejak bulan Mei lalu.
Smartfren akan lebih dulu menggelar uji jaringan 4G LTE di Bali dalam waktu dua minggu ke depan. Setelah itu pengujian jaringan akan dilakukan di kota-kota besar lain, seperti Surabaya dan Jakarta. Merza menjanjikan konektivitas 4G akan tersedia di semua daerah yang telah tercakup jaringan Smartfren, meliputi sebagian wilayah pulau-pulau utama di Indonesia kecuali Papua, Maluku, dan NTT.
Campur impor dan lokal
Kelima ponsel Smartfren yang diluncurkan di Jakarta adalah Andromax R, Andromax Q, Andromax Qi, serta Andromax Ec dan Andromax Es. Kelima ponsel menggunakan prosesor Qualcomm Snapdragon 410 dan sistem operasi Android Lollipop.
Perbedaan antara kelima ponsel yang dibanderol dengan kisaran harga Rp 1 juta hingga Rp 1,6 juta ini antara lain terletak pada ukuran layar, kapasitas baterai, dan resolusi kamera.
Kepala Divisi Smartphone Smartfren Telecom Sukaca Purwokardjono menyebutkan bahwa untuk saat ini pihaknya menyiapkan 500.000 unit smartphone 4G dari kelima model untuk dilempar ke pasaran. Dia mengaku optimis jumlah itu akan habis diserap pasar. "Kami coba lihat respon konsumen dulu," katanya.
Jumlah 500.000 smartphone itu diungkapkan akan disediakan untuk 3 bulan pertama. Sedangkan, sampai akhir tahun, targetnya bisa mencapai 2 juta unit smartphone 4G.
Kelima smartphone 4G LTE Smartfren diproduksi oleh dua vendor, yakni Haier dan Hisense. Selain dari jalur impor, sebagian unit yang dipasarkan, menurut Sukaca, berasal dari hasil produksi pabrik Smartfren di Indonesia. Smartfren memang memiliki fasilitas pabrik di Cikarang (Haier) dan Batam (Hisense).
Sukaca mengatakan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dari smartphone 4G Smartfren yang diproduksi di Indonesia sudah melebihi 25 persen. Kendati demikian, dia mengakui bahwa sebagian besar kuota unit masih harus diimpor karena kapasitas produksi dalam negeri masih belum mencukupi.
"Bukannya kami tidak mau, tapi produksinya memang belum mencukupi. Paling tidak kami sudah memulai," kata Sukaca.
@smartfrenworld #Go4GReady
Ketika ditanya soal ini, Direktur Smartfren Telecom Merza Fachys beralasan bahwa pihaknya memang sengaja meluncurkan produk smartphone 4G terlebih dahulu untuk membiasakan pengguna dengan fitur-fitur yang tersedia di kelima smartphone 4G tersebut.
Selagi menunggu ketersediaan jaringan 4G LTE dari Smartfren, dia menjanjikan para pengguna tetap bisa menggunakan koneksi data CDMA EVDO yang telah ada saat ini. "Nanti, begitu 4G nyala secara otomatis akan dapat. Jadi tenang saja, pada saatnya akan menikmati," ujarnya.
Merza tidak mengungkap kapan pastinya jaringan 4G LTE Smartfren akan mulai tersedia. Dia hanya menyebutkan bahwa jaringan berkecepatan tinggi itu akan mulai digelar pada semester kedua tahun ini karena Smartfren sudah mengantongi sertifikat Uji Laik Operasi (ULO) dari Kementerian Komunikasi dan Informatika sejak bulan Mei lalu.
Smartfren akan lebih dulu menggelar uji jaringan 4G LTE di Bali dalam waktu dua minggu ke depan. Setelah itu pengujian jaringan akan dilakukan di kota-kota besar lain, seperti Surabaya dan Jakarta. Merza menjanjikan konektivitas 4G akan tersedia di semua daerah yang telah tercakup jaringan Smartfren, meliputi sebagian wilayah pulau-pulau utama di Indonesia kecuali Papua, Maluku, dan NTT.
Campur impor dan lokal
Kelima ponsel Smartfren yang diluncurkan di Jakarta adalah Andromax R, Andromax Q, Andromax Qi, serta Andromax Ec dan Andromax Es. Kelima ponsel menggunakan prosesor Qualcomm Snapdragon 410 dan sistem operasi Android Lollipop.
Perbedaan antara kelima ponsel yang dibanderol dengan kisaran harga Rp 1 juta hingga Rp 1,6 juta ini antara lain terletak pada ukuran layar, kapasitas baterai, dan resolusi kamera.
Kepala Divisi Smartphone Smartfren Telecom Sukaca Purwokardjono menyebutkan bahwa untuk saat ini pihaknya menyiapkan 500.000 unit smartphone 4G dari kelima model untuk dilempar ke pasaran. Dia mengaku optimis jumlah itu akan habis diserap pasar. "Kami coba lihat respon konsumen dulu," katanya.
Jumlah 500.000 smartphone itu diungkapkan akan disediakan untuk 3 bulan pertama. Sedangkan, sampai akhir tahun, targetnya bisa mencapai 2 juta unit smartphone 4G.
Kelima smartphone 4G LTE Smartfren diproduksi oleh dua vendor, yakni Haier dan Hisense. Selain dari jalur impor, sebagian unit yang dipasarkan, menurut Sukaca, berasal dari hasil produksi pabrik Smartfren di Indonesia. Smartfren memang memiliki fasilitas pabrik di Cikarang (Haier) dan Batam (Hisense).
Sukaca mengatakan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dari smartphone 4G Smartfren yang diproduksi di Indonesia sudah melebihi 25 persen. Kendati demikian, dia mengakui bahwa sebagian besar kuota unit masih harus diimpor karena kapasitas produksi dalam negeri masih belum mencukupi.
"Bukannya kami tidak mau, tapi produksinya memang belum mencukupi. Paling tidak kami sudah memulai," kata Sukaca.
@smartfrenworld #Go4GReady
Comments
Post a Comment