Hari ini tanggal 20 Oktober 2015 tepat Presiden Jokowi telah setahun
menjabat. Dalam setahun itu pula banyak yang merasa dibohongi oleh
Jokowi. Bohong adalah julukan yang pertama sekali meluncur saat Jokowi
dinyatakan mau dicapreskan oleh ketum PDIP Megawati sedangkan Jokowi
masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakartaa waktu itu.
Nah disitulah keluar umpatan bohong dan ingkar janji meluncur dari bibir-bibir lawan Politik PDIP dan juga Jokowi. Yang paling berang saat itu adalah Ketum Gerindra Prabowo Subianto yang merasa dikhianati dan dibohongi oleh Megawati yang seharusnya tidak mencalonkan Jokowi karena bakalan menjadi lawan terberat Prabowo Subianto untuk menjadi Presiden RI. Dan akhirnya menjadi kenyataan Prabowo kalah dan mengubur cita-citanya untuk jadi orang nomor satu di negeri ini.
Pada saat itu langsung Prabowo mengeluarkan puisi dengan judul "Asal Santun" yang memuat kata-kata boleh berbohong asal santun. Berikut petikan puisi karya Prabowo Subianto itu.
Asal Santun
Boleh bohong, asal santun
Boleh nipu, asal santun
Boleh curi, asal santun
Boleh korupsi, asal santun
Boleh ingkar janji, asal santun
Boleh jual negeri, asal santun
Boleh menyerahkan kedaulatan bangsa, asal santun
Nah dari puisi ini lah asal muasal Jokowi mendapat umpatan bohong. Padahal umpatan itu sebenarnya salah alamat dan bukan untuk Jokowi. Lalu siapa sebenarnya yang dituduh berbohong dalam pusis karya Prabowo itu? Jokowi atau Megawati?
Kalau menurut saya sih pak Prabowo menuduh bu Mega yang sudah berbohong. Kemungkinan ibu Mega punya deal-deal atau janji dengan pak Prabowo. Janji untuk sehidup semati karena mereka kan janda ketemu duda (eh salah kok malah jadi mak combalang hehehe). Maksud saya mungkin bu Mega pernah ngomong nggak akan nyalonin pak Jokowi jadi capres. Ini mungkin loh ya hanya dugaan saya saja.
Lalu apa yang terjadi? Eh ujug-ujug tanggal 14 Maret Bu Mega mengeluarkan surat sakti mandat untuk pak Jokowi yang dicalonkan menjadi capres dari partai kepala banteng hitam bermoncong putih itu. Siapa coba yang nggak terkejut? Jangankan pak Wo yang terkejut Pak Wi juga nggak bisa nolak, karena itu mandat dari ketum PDIP yang tak mungkin untuk ditolak. Apalagi Pak Jokowi statusnya saat itu masih sebagai "petugas partai" jadi ya sebagai petugas harus menjalankan tugas iya toh.
Lalu kehebohan berlanjut tuduhan Jokowi pengkhianat dan haus jabatan pun muncul bertubi-tubi bahkan kampanye hitam terus menyerang dari kubu prahara (Prabowo-Hatta Rajasa) yang resmi jadi capres koalisi merah putih. Namun atas takdir Tuhan Jokowi-JK jadi pemenang dan dilantik tepat setahun yang lalu pada hari Senin tanggal 20 Oktober 2014.
Nah bagi yang merasa dibohongi maka hari ini tepat setahun Jokowi bohong. Mungkin judul artikel ini akan membikin marah para Jokowi lover dan sangat menggembirakan bagi Jokowi hater.
Demi persatuan dan kesatuan bangsa maka saya sarankan istilah lover dan hater ini sebaiknya kita tanggalkan saja. Ejekan-ejekan seperti jokower,praboker,jonruer, kecebonger dan kampreter, dung dung pret serta salawi (suka salahkan Jokowi) kita hilangkan saja.
Saling ejek menunjukkan bahwa rakyat kita masih anak-anak walau umurnya sudah tua, namun kelakuan belum dewasa. Hanya anak-anak yang berprilaku suka mengejek. Ingat waktu kecil dulu jika saling ejek atau bully pastinya akan berakhir dengan saling baku hantam, saling gumul dan saling pukul, akhirnya yang kalah celaka dan yang menang pun menangis karena dihajar guru atau orang tua masing-masing.
Kembali ke topik permasalahan sebenarnya apakah benar Jokowi berbohong dan siapa yang dibohongi selama setahun ini? Mari kita urai satu-persatu.
Pertama Jokowi bohong kepada rakyat
Iya benar Jokowi telah berbohong kepada rakyat. Tapi rakyat yang mana dulu? Ya rakyat yang selama ini senang disubsidi dengan BBM murah dan bebas punya kendaraan bermotor sampai 5 biji di rumah dan semuanya nyedot BBM subsidi yang sumbernya dari hutang luar negeri yang tak sedikit jumlahnya.
Uang hutang yang seharusnya bisa untuk pembangunan tapi dibakar menjadi asap dan rakyat tak sadar karena terlanjur manja. Nah rakyat model begini merasa dibohongi oleh Jokowi yang mencabut subsidi demi mengalihkan subsidi untuk pembangunan insfrastruktur yang bisa bikin negeri ini bangkit dan maju.
Kalau dana trilyunan yang tadinya habis terbakar jadi asap kendaraan maka di jaman Jokowi diubah menjadi jalan tol, jadi bendungan irigasi untuk pertanian, jadi jalan kereta api di papua dan lain-lain pembangunan yang kedepannya bikin Indonesia bisa bangkit dari keterpurukan akibat hutang luar negeri yang hanya habis jadi konsumsi BBM subsidi.
Kedua Jokowi telah bohong kepada sebagian pendukungnya
Pendukung yang menuduh Jokowi berbohong adalah pendukung yang mendukung tapi dengan pamrih. Ada deal-deal atau mahar yang mungkin diminta kepada Jokowi namun Jokowi tak memberikannya.
Jadilah pendukung ini sangat kuciwa (sangking kecewanya jadi kuciwa) dan merasa dibohongi Jokowi. Pendukung baik dari kalangan parpol, individu, artis atau tokoh masyarakat yang bentuk dukungannya mengharap pamrih pastinya akan merasa dibohongi jika pamrih yang diharapkan tidak bisa dikabulkan. Memang sih pak Jokowi bukan orang yang lupa balas budi. Sebagian pamrih pastilah diberi namun tak semua.
Pamrih yang bisa merugikan kepentingan rakyat, bangsa dan negara pastilah tak akan diberikan atau dikabulkan Jokowi. Contohnya tak semua pendukung bisa jadi menteri, tak semua diundang ke Istana atau tak semuanya juga bisa ketemu kapan saja.
Bagi pendukung yang memang ikhlas mendukung karena panggilan hati nurani pasti tak akan mempermasalahkan pamrih. Para pendukung yang ikhlas dan tanpa pamrih ini tak perlu imbalan, yang penting Jokowi tetap berjalan pada rel dan koridor yang telah ditentukan untuk membangun bangsa demi kemajuan bersama. Kalau Jokowi melenceng sedikit saja pastilah banyak pendukung tanpa pamrih ini yang akan segera meluruskannya kembali.
Ketiga Jokowi bohong kepada mafia
Mafia yang tadinya tidak kelihatan akhirnya satu-persatu bermunculan. mafia yang tadinya bermuka manis tapi karena merasa dibohongi dan dikadali maka para mafia menampakan kebuyaannya (hehehe istilah apapun itu ya).
Maksudnya mafia yang selama ini bermain dengan lihainya mengeruk dan menyedot kekayaan Indonesia untuk kroninya sendiri satu persatu mulai terganggu dengan gebrakan Jokowi.Ibaratnya sarang tikus yang tadinya tidak tersentuh dan tidak kelihatan mulai keluar sarang karena Jokowi melakukan pengasapan.
Akhirnya para tikus tidak tahan kena asap dan mulai keluar satu persatu dari lubang sarangnya yang selama ini tidak tersentuh.
1.Petral dibubarkan
2.kapal pencuri ikan Diledakkan & ditenggelamkan,
3. impor sapi dikurangi,
4. impor beras dikurangi,
5. pembakar hutan dihukum berat dan banyak lagi tindakan pengasapan yang dilakukan Jokowi yang bikin para tikus (baca mafia) menampakkan diri dan siap digebuk atau malah dibiarkan sampai terbakar sendiri.
Itulah 3 kebohongan Jokowi yang telah dianggap bohong selama setahun ini. Apakah kebohongan ini akan terus berlanjut sampai 4 tahun lagi, bahkan ditambah 5 tahun lagi?
Apakah mereka akan kuat terus merasa dibohongi atau akan sadar bahwa Jokowi tidak bohong tapi Jokowi telah berusaha menyadarkan mereka bahwa pembangunan negeri ini tak akan berhasil jika masih banyak yang merasa bahwa negeri ini warisan nenek moyang yang kaya gemah ripah loh jinawi tapi rakyat hanya bermalas-malas dan bermanja ria mengharap subisidi tanpa mau kerja keras dan tak ikut berprestasi dan berpartisipasi untuk turut membangun negeri.
Para pendukung yang hanya mengharap pamrih apa akan terus menagih janji dan pamrihnya? Atau juga akan sadar diri bahwa mendukung sesuatu haruslah ikhlas dan benar-benar mendukung sesuatu yang baik dan ingin memajukan negeri. Jika terlihat Jokowi korupsi dan memperkaya diri, anak-anak, dan istrinya serta kroni-kroninya maka siap-siap Jokowi berhadapan dengan para pendukungnya yang tanpa pamrih itu.
Kemudian bagi mafia yang selama ini menikmati kemewahan di negeri kaya raya yang seharusnya bisa memajukan negara berpuluh-puluh tahun yang lalu, apa kalian masih merasa kurang dan belum cukup untuk terus mengeruk kekayaan negeri ini untuk kalian dan tujuh turunan kalian sendiri?
Apakah Jokowi yang sedikit saja ingin membagi kekayaan negeri untuk rakyat yang masih susah tak bisa sekolah tak bisa makan dan tak punya rumah untuk sekedar berteduh yang masih mengais-ngais sampah di negeri yang katanya kaya raya ini.
Wahai para mafia, dimana hati nurani kalian? Apakah kalian akan terus merongrong dan menggarong negeri ini? Belum puaskah kalian? Apakah harta haram yang kalian garong dari negeri ini telah membutakan mata hati kalian. Sadarlah dan tobatlah sebelum azal datang menjemputmu. Ingatlah hukuman atas keculasanmu akan kalian terima cepat ataupun lambat. Di dunia mungkin kalian terbebas dari hukuman yang bisa dibeli. Namun di akherat nanti azab yang amat pedih telah menanti.
Wahai rakyat Indonesia sadarlah, Jokowi bukan malaikat, Jokowi bukan nabi juga bukan dewa seperti yang kalian ejekan kepada para pendukungnya yang cinta buta. Jokowi manusia biasa yang juga makan nasi seperti kita rakyat biasa. Dia tak akan bisa kerja sendiri memajukan negeri ini tanpa dukungan rakyat seperti kita-kita ini.
Kalau kita benar-benar ingin maju ayo bantu Jokowi bangun negeri ini, singsingkan lengan bajumu dan kerja dibidang keahlianmu masing-masing. Jangan mudah mengeluh dan putus harapan. Negeri ini subur bahkan batu dan kayu bisa jadi tanaman tapi karena kita yang malas bercocok tanam dan berusaha maka kita akan tetap susah dan menderita.
Mari bersama-sama kita lawan kemalasan dan kebodohan, jangan jadi rakyat cengeng dan hanya jadi pengekor dan mudah diadu domba oleh para politikus yang haus kekuasaan demi jabatan rela mengadu domba rakyat dan membodohinya. Kalau rakyat benar-benar ingin maju maka mulai dari sekarang tuntutlah ilmu dan bekerja keraslah demi masa depan yang lebih baik.
Saya tidak akan mengucapkan selamat kepada pak Jokowi untuk masa setahun yang telah dilalui ini. Karena kerja keras masih membentang untuk 4 tahun mendatang bahkan kalau Tuhan mengizinkan pak Jokowi masih diharapkan untuk memimpin rakyat Indonesia untuk memperbaiki nasibnya agar lebih baik lagi.
Nah disitulah keluar umpatan bohong dan ingkar janji meluncur dari bibir-bibir lawan Politik PDIP dan juga Jokowi. Yang paling berang saat itu adalah Ketum Gerindra Prabowo Subianto yang merasa dikhianati dan dibohongi oleh Megawati yang seharusnya tidak mencalonkan Jokowi karena bakalan menjadi lawan terberat Prabowo Subianto untuk menjadi Presiden RI. Dan akhirnya menjadi kenyataan Prabowo kalah dan mengubur cita-citanya untuk jadi orang nomor satu di negeri ini.
Pada saat itu langsung Prabowo mengeluarkan puisi dengan judul "Asal Santun" yang memuat kata-kata boleh berbohong asal santun. Berikut petikan puisi karya Prabowo Subianto itu.
Asal Santun
Boleh bohong, asal santun
Boleh nipu, asal santun
Boleh curi, asal santun
Boleh korupsi, asal santun
Boleh ingkar janji, asal santun
Boleh jual negeri, asal santun
Boleh menyerahkan kedaulatan bangsa, asal santun
Nah dari puisi ini lah asal muasal Jokowi mendapat umpatan bohong. Padahal umpatan itu sebenarnya salah alamat dan bukan untuk Jokowi. Lalu siapa sebenarnya yang dituduh berbohong dalam pusis karya Prabowo itu? Jokowi atau Megawati?
Kalau menurut saya sih pak Prabowo menuduh bu Mega yang sudah berbohong. Kemungkinan ibu Mega punya deal-deal atau janji dengan pak Prabowo. Janji untuk sehidup semati karena mereka kan janda ketemu duda (eh salah kok malah jadi mak combalang hehehe). Maksud saya mungkin bu Mega pernah ngomong nggak akan nyalonin pak Jokowi jadi capres. Ini mungkin loh ya hanya dugaan saya saja.
Lalu apa yang terjadi? Eh ujug-ujug tanggal 14 Maret Bu Mega mengeluarkan surat sakti mandat untuk pak Jokowi yang dicalonkan menjadi capres dari partai kepala banteng hitam bermoncong putih itu. Siapa coba yang nggak terkejut? Jangankan pak Wo yang terkejut Pak Wi juga nggak bisa nolak, karena itu mandat dari ketum PDIP yang tak mungkin untuk ditolak. Apalagi Pak Jokowi statusnya saat itu masih sebagai "petugas partai" jadi ya sebagai petugas harus menjalankan tugas iya toh.
Lalu kehebohan berlanjut tuduhan Jokowi pengkhianat dan haus jabatan pun muncul bertubi-tubi bahkan kampanye hitam terus menyerang dari kubu prahara (Prabowo-Hatta Rajasa) yang resmi jadi capres koalisi merah putih. Namun atas takdir Tuhan Jokowi-JK jadi pemenang dan dilantik tepat setahun yang lalu pada hari Senin tanggal 20 Oktober 2014.
Nah bagi yang merasa dibohongi maka hari ini tepat setahun Jokowi bohong. Mungkin judul artikel ini akan membikin marah para Jokowi lover dan sangat menggembirakan bagi Jokowi hater.
Demi persatuan dan kesatuan bangsa maka saya sarankan istilah lover dan hater ini sebaiknya kita tanggalkan saja. Ejekan-ejekan seperti jokower,praboker,jonruer, kecebonger dan kampreter, dung dung pret serta salawi (suka salahkan Jokowi) kita hilangkan saja.
Saling ejek menunjukkan bahwa rakyat kita masih anak-anak walau umurnya sudah tua, namun kelakuan belum dewasa. Hanya anak-anak yang berprilaku suka mengejek. Ingat waktu kecil dulu jika saling ejek atau bully pastinya akan berakhir dengan saling baku hantam, saling gumul dan saling pukul, akhirnya yang kalah celaka dan yang menang pun menangis karena dihajar guru atau orang tua masing-masing.
Kembali ke topik permasalahan sebenarnya apakah benar Jokowi berbohong dan siapa yang dibohongi selama setahun ini? Mari kita urai satu-persatu.
Pertama Jokowi bohong kepada rakyat
Iya benar Jokowi telah berbohong kepada rakyat. Tapi rakyat yang mana dulu? Ya rakyat yang selama ini senang disubsidi dengan BBM murah dan bebas punya kendaraan bermotor sampai 5 biji di rumah dan semuanya nyedot BBM subsidi yang sumbernya dari hutang luar negeri yang tak sedikit jumlahnya.
Uang hutang yang seharusnya bisa untuk pembangunan tapi dibakar menjadi asap dan rakyat tak sadar karena terlanjur manja. Nah rakyat model begini merasa dibohongi oleh Jokowi yang mencabut subsidi demi mengalihkan subsidi untuk pembangunan insfrastruktur yang bisa bikin negeri ini bangkit dan maju.
Kalau dana trilyunan yang tadinya habis terbakar jadi asap kendaraan maka di jaman Jokowi diubah menjadi jalan tol, jadi bendungan irigasi untuk pertanian, jadi jalan kereta api di papua dan lain-lain pembangunan yang kedepannya bikin Indonesia bisa bangkit dari keterpurukan akibat hutang luar negeri yang hanya habis jadi konsumsi BBM subsidi.
Kedua Jokowi telah bohong kepada sebagian pendukungnya
Pendukung yang menuduh Jokowi berbohong adalah pendukung yang mendukung tapi dengan pamrih. Ada deal-deal atau mahar yang mungkin diminta kepada Jokowi namun Jokowi tak memberikannya.
Jadilah pendukung ini sangat kuciwa (sangking kecewanya jadi kuciwa) dan merasa dibohongi Jokowi. Pendukung baik dari kalangan parpol, individu, artis atau tokoh masyarakat yang bentuk dukungannya mengharap pamrih pastinya akan merasa dibohongi jika pamrih yang diharapkan tidak bisa dikabulkan. Memang sih pak Jokowi bukan orang yang lupa balas budi. Sebagian pamrih pastilah diberi namun tak semua.
Pamrih yang bisa merugikan kepentingan rakyat, bangsa dan negara pastilah tak akan diberikan atau dikabulkan Jokowi. Contohnya tak semua pendukung bisa jadi menteri, tak semua diundang ke Istana atau tak semuanya juga bisa ketemu kapan saja.
Bagi pendukung yang memang ikhlas mendukung karena panggilan hati nurani pasti tak akan mempermasalahkan pamrih. Para pendukung yang ikhlas dan tanpa pamrih ini tak perlu imbalan, yang penting Jokowi tetap berjalan pada rel dan koridor yang telah ditentukan untuk membangun bangsa demi kemajuan bersama. Kalau Jokowi melenceng sedikit saja pastilah banyak pendukung tanpa pamrih ini yang akan segera meluruskannya kembali.
Ketiga Jokowi bohong kepada mafia
Mafia yang tadinya tidak kelihatan akhirnya satu-persatu bermunculan. mafia yang tadinya bermuka manis tapi karena merasa dibohongi dan dikadali maka para mafia menampakan kebuyaannya (hehehe istilah apapun itu ya).
Maksudnya mafia yang selama ini bermain dengan lihainya mengeruk dan menyedot kekayaan Indonesia untuk kroninya sendiri satu persatu mulai terganggu dengan gebrakan Jokowi.Ibaratnya sarang tikus yang tadinya tidak tersentuh dan tidak kelihatan mulai keluar sarang karena Jokowi melakukan pengasapan.
Akhirnya para tikus tidak tahan kena asap dan mulai keluar satu persatu dari lubang sarangnya yang selama ini tidak tersentuh.
1.Petral dibubarkan
2.kapal pencuri ikan Diledakkan & ditenggelamkan,
3. impor sapi dikurangi,
4. impor beras dikurangi,
5. pembakar hutan dihukum berat dan banyak lagi tindakan pengasapan yang dilakukan Jokowi yang bikin para tikus (baca mafia) menampakkan diri dan siap digebuk atau malah dibiarkan sampai terbakar sendiri.
Itulah 3 kebohongan Jokowi yang telah dianggap bohong selama setahun ini. Apakah kebohongan ini akan terus berlanjut sampai 4 tahun lagi, bahkan ditambah 5 tahun lagi?
Apakah mereka akan kuat terus merasa dibohongi atau akan sadar bahwa Jokowi tidak bohong tapi Jokowi telah berusaha menyadarkan mereka bahwa pembangunan negeri ini tak akan berhasil jika masih banyak yang merasa bahwa negeri ini warisan nenek moyang yang kaya gemah ripah loh jinawi tapi rakyat hanya bermalas-malas dan bermanja ria mengharap subisidi tanpa mau kerja keras dan tak ikut berprestasi dan berpartisipasi untuk turut membangun negeri.
Para pendukung yang hanya mengharap pamrih apa akan terus menagih janji dan pamrihnya? Atau juga akan sadar diri bahwa mendukung sesuatu haruslah ikhlas dan benar-benar mendukung sesuatu yang baik dan ingin memajukan negeri. Jika terlihat Jokowi korupsi dan memperkaya diri, anak-anak, dan istrinya serta kroni-kroninya maka siap-siap Jokowi berhadapan dengan para pendukungnya yang tanpa pamrih itu.
Kemudian bagi mafia yang selama ini menikmati kemewahan di negeri kaya raya yang seharusnya bisa memajukan negara berpuluh-puluh tahun yang lalu, apa kalian masih merasa kurang dan belum cukup untuk terus mengeruk kekayaan negeri ini untuk kalian dan tujuh turunan kalian sendiri?
Apakah Jokowi yang sedikit saja ingin membagi kekayaan negeri untuk rakyat yang masih susah tak bisa sekolah tak bisa makan dan tak punya rumah untuk sekedar berteduh yang masih mengais-ngais sampah di negeri yang katanya kaya raya ini.
Wahai para mafia, dimana hati nurani kalian? Apakah kalian akan terus merongrong dan menggarong negeri ini? Belum puaskah kalian? Apakah harta haram yang kalian garong dari negeri ini telah membutakan mata hati kalian. Sadarlah dan tobatlah sebelum azal datang menjemputmu. Ingatlah hukuman atas keculasanmu akan kalian terima cepat ataupun lambat. Di dunia mungkin kalian terbebas dari hukuman yang bisa dibeli. Namun di akherat nanti azab yang amat pedih telah menanti.
Wahai rakyat Indonesia sadarlah, Jokowi bukan malaikat, Jokowi bukan nabi juga bukan dewa seperti yang kalian ejekan kepada para pendukungnya yang cinta buta. Jokowi manusia biasa yang juga makan nasi seperti kita rakyat biasa. Dia tak akan bisa kerja sendiri memajukan negeri ini tanpa dukungan rakyat seperti kita-kita ini.
Kalau kita benar-benar ingin maju ayo bantu Jokowi bangun negeri ini, singsingkan lengan bajumu dan kerja dibidang keahlianmu masing-masing. Jangan mudah mengeluh dan putus harapan. Negeri ini subur bahkan batu dan kayu bisa jadi tanaman tapi karena kita yang malas bercocok tanam dan berusaha maka kita akan tetap susah dan menderita.
Mari bersama-sama kita lawan kemalasan dan kebodohan, jangan jadi rakyat cengeng dan hanya jadi pengekor dan mudah diadu domba oleh para politikus yang haus kekuasaan demi jabatan rela mengadu domba rakyat dan membodohinya. Kalau rakyat benar-benar ingin maju maka mulai dari sekarang tuntutlah ilmu dan bekerja keraslah demi masa depan yang lebih baik.
Saya tidak akan mengucapkan selamat kepada pak Jokowi untuk masa setahun yang telah dilalui ini. Karena kerja keras masih membentang untuk 4 tahun mendatang bahkan kalau Tuhan mengizinkan pak Jokowi masih diharapkan untuk memimpin rakyat Indonesia untuk memperbaiki nasibnya agar lebih baik lagi.
Comments
Post a Comment